Kelainan pada bayi yang lahir tanpa lubang untuk buang air besar (anus) disebut imperforate anus atau anal atresia. Bayi lahir tanpa lubang anus ini harus segera dioperasi untuk dibuatkan lubang anus.
Tadi sore setelah pulang dari Wollongong untuk menghadiri house warming seorang teman di Wollongong, aku beserta Ci Yani dan Ko Kris pergi ke Prince of Wales Hospital. Salah seorang teman yang dulunya satu universitas denganku di Wollongong, si Er, semula bermaksud untuk melahirkan bayinya disini untuk mendapatkan citizenship karena si Er dan suaminya adalah pemegang PR visa disini. Jadi mereka berhak mendapatkan bebas biaya atas kelahiran anak di rumah sakit. Lagian si Er dan suaminya dulu pernah bekerja disini dan sempat menyumbang pajak. Setelah balik ke Indonesia dan menikah, mereka memutuskan untuk melahirkan bayi pertamanya disini. Sewaktu di USG di Indonesia maupun di Aussie sini, bayinya tampak normal. Tetapi setelah dilahirkan, seperti biasanya dokter dan suster2 (nurses) sini melihat kondisi bayinya dan diperiksa semuanya.
Para dokter dan susternya langsung tahu kalo si bayi lahir tanpa lubang anus, alias lubang anusnya tertutup. Padahal bayi yang baru lahir di ususnya sudah di produksi poo pertamanya alias meconium (diproduksi just before birth) yang berwarna kehitam-hitaman dan biasanya keluar secara alami dalam masa beberapa jam setelah dilahirkan.
Bayinya Er, namanya Christopher, lahir malam hari, menjelang subuh. Pagi-paginya sekitar jam 10 pagi, kata si Er, banyak dokter ahli sudah mengamati bayinya dan melakukan berbagai pemeriksaan seperti organ-organ tubuhnya dari ginjal, perut dan pencernaan, syaraf, dan sebagainya. Kata si Er ada sekitar 10 dokter melakukan pemeriksaan bergantian untuk memastikan jalan terbaik bagi si Christopher. Akhirnya diketahui bahwa si bayi ternyata beruntung, dia hanya mengalami low perforate alias cuma missing lubang anusnya. Usus dan syarafnya (buat poo dong) ternyata sudah ada dan normal, jadi yang perlu dilakukan adalah pembuatan lubang anus lewat operasi.
Jadilah sehari setelah dilahirkan, alias setelah para dokter mengambil kesimpulan, si bayi dioperasi dam dibuatkan lubang anusnya lalu dibuatkan kantung di bagian depan bawah perutnya untuk tempat membuang poo-nya karena menunggu anusnya sembuh dan kering dulu. Ternyata suami si Er punya teman di Indo dan kakak si teman mengalami hal yang sama dengan bayinya. Ternyata pula kakak temannya sampai habis-habisan menjual rumah buat biaya operasi dan pengobatan anaknya sendiri mulai dari lahir sampai dioperasi berkali-kali itu ternyata butuh 4 tahun dan uangnya habis buat operasi anus itu. Mungkin si anak mengalami high imperforate alias perlu dibuatkan colon (tempat menampung poo sebelon dikeluarkan lewat anus), si Er gag jelas keadaan anak itu.
Si Er termasuk beruntung karena biaya operasi dan tinggalnya di rumah sakit dibayar oleh pemerintah Aussie dan bahkan karena dia melahirkan di Aussie, dia berhak mendapatkan tunjangan dari pemerintah Aussie untuk kelahiran dan perawatan anaknya sekitar ribuan dollar Australia. Australia memberikan tunjangan ini untuk mendorong jumlah kelahiran di negara ini yang kecil, dikarenakan biasanya sepasang orang tua punya anak hanya 1 atau dua anak saja, akibatnya pertumbuhan penduduk kecil atau turun.
Tadi sore setelah pulang dari Wollongong untuk menghadiri house warming seorang teman di Wollongong, aku beserta Ci Yani dan Ko Kris pergi ke Prince of Wales Hospital. Salah seorang teman yang dulunya satu universitas denganku di Wollongong, si Er, semula bermaksud untuk melahirkan bayinya disini untuk mendapatkan citizenship karena si Er dan suaminya adalah pemegang PR visa disini. Jadi mereka berhak mendapatkan bebas biaya atas kelahiran anak di rumah sakit. Lagian si Er dan suaminya dulu pernah bekerja disini dan sempat menyumbang pajak. Setelah balik ke Indonesia dan menikah, mereka memutuskan untuk melahirkan bayi pertamanya disini. Sewaktu di USG di Indonesia maupun di Aussie sini, bayinya tampak normal. Tetapi setelah dilahirkan, seperti biasanya dokter dan suster2 (nurses) sini melihat kondisi bayinya dan diperiksa semuanya.
Para dokter dan susternya langsung tahu kalo si bayi lahir tanpa lubang anus, alias lubang anusnya tertutup. Padahal bayi yang baru lahir di ususnya sudah di produksi poo pertamanya alias meconium (diproduksi just before birth) yang berwarna kehitam-hitaman dan biasanya keluar secara alami dalam masa beberapa jam setelah dilahirkan.
Bayinya Er, namanya Christopher, lahir malam hari, menjelang subuh. Pagi-paginya sekitar jam 10 pagi, kata si Er, banyak dokter ahli sudah mengamati bayinya dan melakukan berbagai pemeriksaan seperti organ-organ tubuhnya dari ginjal, perut dan pencernaan, syaraf, dan sebagainya. Kata si Er ada sekitar 10 dokter melakukan pemeriksaan bergantian untuk memastikan jalan terbaik bagi si Christopher. Akhirnya diketahui bahwa si bayi ternyata beruntung, dia hanya mengalami low perforate alias cuma missing lubang anusnya. Usus dan syarafnya (buat poo dong) ternyata sudah ada dan normal, jadi yang perlu dilakukan adalah pembuatan lubang anus lewat operasi.
Jadilah sehari setelah dilahirkan, alias setelah para dokter mengambil kesimpulan, si bayi dioperasi dam dibuatkan lubang anusnya lalu dibuatkan kantung di bagian depan bawah perutnya untuk tempat membuang poo-nya karena menunggu anusnya sembuh dan kering dulu. Ternyata suami si Er punya teman di Indo dan kakak si teman mengalami hal yang sama dengan bayinya. Ternyata pula kakak temannya sampai habis-habisan menjual rumah buat biaya operasi dan pengobatan anaknya sendiri mulai dari lahir sampai dioperasi berkali-kali itu ternyata butuh 4 tahun dan uangnya habis buat operasi anus itu. Mungkin si anak mengalami high imperforate alias perlu dibuatkan colon (tempat menampung poo sebelon dikeluarkan lewat anus), si Er gag jelas keadaan anak itu.
Si Er termasuk beruntung karena biaya operasi dan tinggalnya di rumah sakit dibayar oleh pemerintah Aussie dan bahkan karena dia melahirkan di Aussie, dia berhak mendapatkan tunjangan dari pemerintah Aussie untuk kelahiran dan perawatan anaknya sekitar ribuan dollar Australia. Australia memberikan tunjangan ini untuk mendorong jumlah kelahiran di negara ini yang kecil, dikarenakan biasanya sepasang orang tua punya anak hanya 1 atau dua anak saja, akibatnya pertumbuhan penduduk kecil atau turun.
semoga operasi bayi Er nanti sukses dan ga perlu operasi2 lanjutan yah... amin =))
Li, aku baru tau poop pertama bayi itu beberapa jam setelah dilahirkan, kupikir poopnya setelah mendapat asi ato minuman pertama hehe
sudah senin nih, have a great week ya =)