Monday, July 24, 2006
Sahabat Sejati

Gara2 postingan si preman berhati lembut dari Bali, saya jadi semakin berniat posting soal 3 sahabat yang saya kenal di bangku kuliah semasa di Indonesia.

Alkisah, saat itu pertama kalinya saya terpisah dari rumah orang tua, karena saya yang asli Solo memutuskan untuk kuliah di Surabaya. Setelah hari pertama acara orientasi alias "perploncoan dengan nama indah", aku bertemu dengan Sy yang sibuk dengan telepon umum yang berada di dalam kampus. Otomatis, aku mendekatinya dan bertanya ada apa, ternyata dia ga bisa menghubungi telpon rumahnya untuk meminta supirnya menjemput dia. Sy adalah orang Surabaya, jadi saya menganjurkan untuk naik taksi, saya antar dia ke tempat taksi2 berlabuh, dengan naik becak berdua. Setelah dia mendapatkan taksi, sayapun pulang naik becak yang sama. Ternyata hari itu telepon berkepala 84... sedang rusak jaringannya. Setelah itu saya berteman dengan Sy dan sering bertemu di acara perploncoan. Lama-kelamaan kami menjadi sahabat dekat.

Perkenalan dengan HK terjadi ketika masa perploncoan saya diberitahukan oleh salah satu teman kost kalo dia ada teman yang mengambil jurusan yang sama dengan saya dan waktu itu saya membutuhkan satu bahan perploncoan dan akhirnya saya memutuskan untuk ke tempat HK untuk menanyakan bila dia mempunyai sisa bahan itu. Pada saat acara perploncoan, saya, Sy dan HK serta satu teman lain Tu sering berjalan bersama dan sempat terjadi pertengkaran antara Tu dan HK, si HK sempat ngga mau menyapa saya dan Sy karena dia adalah orang yang suka memperjuangkan keadilan dan maunya semua itu fair. Meskipun saya dan Sy memaafkan Tu atas kesalahannya pada Sy tapi toh Hk marah besar waktu itu. Akhirnya lama kelamaan HK berbaikan dengan kami semua.

Perkenalan dekat dengan Hr terjadi setelah acara perploncoan berakhir ketika saya terheran-heran dengan satu anak yang selalu mempunyai pertanyaan buat dosen setelah pelajaran berakhir, selalu duduk di depan kelas di bangku terdepan sendiri dekat dengan dosen dan selalu tersenyum meskipun mahasiswa-mahasiswi lain mengejek dia baik depan dia maupun dibelakang dia. Saya mengenali Hr sebagai orang yang ga suka perploncoan dan sempat berjalan keluar dari ruangan ketika dikerjain oleh kakak senior dan berkata terus terang bahwa dia menolak dikerjain. Akhirnya saya menyadari kalo anak2 yang lain menjauhi dia dan selalu mengomel2 ketika dia mengacungkan tangan buat bertanya pada sang dosen setelah kelas berakhir karena anak2 lain itu ingin segera meninggalkan kelas entah untuk ke kelas berikutnya atau untuk ke laboratorium, namun karena Hr bertanya, maka kelas ngga segera bubar2.
Sayapun berkata pada Sy kalo saya ingin mengenal Hr lebih dekat dan kasihan karena dia selalu sendirian di kelas, Sy setuju dan kamipun sering mengajak Hr berbicara dan akhirnya lama kelamaan Hr pun dekat dengan kelompok kami.

Kami berempat pernah berjalan2 ke Galaxy Mall dan ternyata itu adalah pertama dan terakhir kalinya kami berempat berjalan bersama2, karena setelah itu saya dan Sy ataupun saya dan HK maupun Hr sering berjalan bersama tapi ga bisa berempat karena kelas kami terpisah dan berbeda jam praktikum lab-nya di tahun kedua.

Karena suatu hal, saya dikirim mendadak ke Australia dengan tujuan Sydney, dimana kakak nyokap tinggal. Rencana semula adalah kursus Inggris sementara menunggu keadaan, namun ternyata Tuhan memberi rencana lain, sayapun masuk University of Wollongong setelah kelas Inggris itu dan masuknya saya ke universitas ini adalah jawaban pilihan dari Tuhan bahwa Dia ingin saya stay di Australia entah untuk apa dan kapan (saya benar2 tidak tahu saat itu).

Hubungan saya dengan Sy, HK dan Hr berkelanjutan dengan surat2 dan email maupun kartu pos yang terus dikirim. Sempat pula kami tidak berkirim surat buat waktu yang lama sekali karena kesibukan masing2. Akhirnya mereka lulus S1 dan mengambil kuliah buat ijin praktek. Setelah mereka mendapatkan ijin praktek, Sy pun bekerja membantu nyokapnya, HK balik ke Semarang membantu bokapnya dan Hr tinggal di Surabaya sementara memakai ijin prakteknya dan mulai mencari pekerjaan.

Akhirnya sayapun lulus dengan bachelor degree dan mendapat kabar bahwa Sy segera menikah dan dia berniat berbulan madu ke Sydney. Akhirnya saya bertemu dengan Sy dan suaminya setelah 4 tahun tidak bertemu Sy. Setahun berikutnya HK menyusul saya ke sini buat kuliah masternya, dua tahun kemudian Hr menyusul kesini untuk kuliah masternya dengan beasiswa dari pemerintah Australia, AusStudy.

Saya benar2 terharu setelah mendengar bahwa ternyata mereka bertiga memilih untuk bertemu dengan saya dan kuliah disini ataupun honeymoon disini. Hubungan kami berempat masi kental dan seringkali kami sms atau saling telpon2an dan tukar kabar.

Saya, HK dan Hr pernah berkumpul bersama dan saya memutuskan untuk menghabiskan kartu telpon luar negri saya buat menelpon Sy selama sejam sampai telinga HK dan Hr merah2 karena kelamaan nempel gagang telpon. Salah satu acara guyonan kami bisa bermacam2, mulai dari Sy yang menyesal ngga bisa kuliah di Sydney karena keburu menikah dan punya anak yang langsung ditanggapi dengan guyonan oleh HK kalo kami bertiga envy Sy karena kami bertiga belum juga menikah dan cerita2 soal dosen2 kampus kami yang ternyata mirip dengan drama TV dan lucu2 kalo diingat2 tingkah laku dosen yang aneh2. Malah ada dosen yang ber-affair, mengalami tragedi, suami-istri dosen yang bertengkar di depan mahasiswa2, dan ada pula yang berniat korupsi dengan meminta beberapa mahasiswa mengumpulkan sumbangan buat beli satu laptop yang kasusnya sempat diomel2in HK di depan teman2 sekelompoknya tanpa menyadari kalo sang dosen berada di belakangnya persis. Kisah dosen2 ini bisa dijadikan buku cerita drama yang bakal menarik kali :D

Ah indahnya persahabatan, biarpun terpisah jarak sekian lama, akhirnya kami tetap akrab dan walaupun akhirnya bertemu setelah sekian lama, kami masih saling peduli satu sama lain dan saling membantu sebisa mungkin. Yang terutama adalah bilamana kami bertengkar ternyata ngga satupun dari kami memasukkan ke hati, yang terjadi justru kami saling mencari dan berbaikan kembali tanpa bersungut2 ataupun memendam. Mungkin karena kami berempat sudah saling mempercayai satu sama lain dan kami saling menjaga rahasia masing2 tanpa niat bercerita ke orang lain sedikitpun. Bagaimana mungkin? Barangkali karena kami berempat saling menghargai satu sama lain dan terlalu sayang untuk kehilangan salah satu dari kami berempat.

 Posted by Picasa
 
posted by Lilia at 8:28 pm | Permalink |


3 Comments:


At Monday, July 24, 2006 9:47:00 pm, Blogger Yenny Lesly

Li, mencari sahabat itu sulit banget, menjaga persahabatan adalah perjalanan yang panjang. Perjalanan yang ditempa oleh waktu. Perjalanan yang membutuhkan keterbukaan, penghargaan, kepercayaan n kasih.

Sahabat itu hadiah dari Tuhan, yang akan mejadi penolong dalam kehidupan kita. Moga persahabatan kalian langgeng yak, saling menopang dalam badai kehidupan, saling berbagi suka cita, tanpa terhalang jarak.

 

At Tuesday, July 25, 2006 10:39:00 pm, Anonymous Anonymous

iya li bener tuh... bahagia banget kalo punya temen sejati.... hehehhehe so... lanjutkan yah.... semoga persahabatan kalian langgeng... salam buat semua sahabat2 mu..... muach2

 

At Wednesday, July 26, 2006 4:31:00 pm, Blogger Amey

Li..kisahmu panjang bener :P hehehe
Memang mencari sahabat sejati itu susah banget..semoga suatu hari kalian bisa berkumpul bersaam2 lagi :)