Saturday, December 02, 2006
Guard Your Heart
Alias JAGALAH HATIMU

Bukan, ini bukan gara-gara nyoba kuis dibawah, hihihi... tapi ini inti khotbah minggu lalu yang dibawakan pendeta muda dari Wollongong, pendeta Hengki. Si pendeta ini adalah teman sekampus di Wollongong dulu. Aku dulu dekat sama istrinya, namanya Lidya yang juga pendeta, karena si istri ini anaknya luwes dan baik sekali, cepat akrab dengan orang-orang dan juga tipe yang ga gampang judge people by cover book getu loh. Doi selalu jaga hati dan perasaan orang lain dan cepat akrab dengan orang baru dari manapun, juga selalu mudah trust orang lain.

Balik ke khotbah tadi, intinya adalah ayat-ayat dibawah ini:

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

versi Inggrisnya:

Proverbs 4:23 Above all else, guard your heart, for it is the wellspring of life (NIV)


Dari cell session lalu ada ayat ini:
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Versi Inggrisnya:
Matthew 15:19 For out of the heart come evil thoughts, murder, adultery, sexual immorality, theft, false testimony, slander.

Dari hatilah timbul segala macam emosi yang baik maupun buruk. Hati yang bisa bikin kita gembira, senang, dan segala macam efek positif yang bisa juga membawa suasana positif ke orang lain. Kalo hati lagi ga enak alias lagi buruk, gag tenang atau lagi dipenuhi emosi-emosi negatif bawaan orangnya pasti rusuh. Bisa tiba-tiba marah tanpa sebab ataupun tiba-tiba ngomentari ini itu dengan sumpah serapah ataupun kata-kata yang menusuk hati orang lain dan membawa suasana ga enak ke orang lain yang bisa melukai hati orang lain itu.

Contoh lama adalah ditempat kerjaku, ada managerku yang suka ngucapin kata-kata s**t yang mana meskipun aku dah biasa dengar kata tersebut dari dia ataupun dari orang-orang bule disini maupun dari orang-orang Indo dan Asia, aku tetap akan kaget. Karena bagi aku itu adalah kata-kata kasar meskipun kata-kata itu bukan ditujukan ke aku. Nah si manager begitu ngucapin kata-kata itu jadi kaget melihat reaksi kagetku, hihihi... jadilah dia minta maaf tiap kali liat reaksiku dan bilang, "Sorry about my word." Aku juga ga mau biasakan diriku mendengar kata-kata seperti itu sebagai kata-kata normal, karena bagiku itu tetap kata-kata yang kasar yang gag bakal aku ucapin buat nyakitin orang ataupun bawa efek negatif ke orang lain.

Contoh terbaru, ada teman sekerjaku, sebut aja Bb. Awal bulan lalu dia tiba-tiba rajin kirim sms ke HP aku. Si Bb ini sudah merit dan punya 2 anak. Awal mulanya sih sms biasa yang kasi kabar ini itu dan tanya kabarku hari itu. Lama-lama dia sms ngajak dinner diluar yang aku tolak karena aku dah selesai dinner. Tao-tao suatu malam, dia sms nanya aku lagi free ga. Nah kalo sms getu seh artinya either mau sms hal yg penting atau mau nelpon. Pas baca sms itu tiba-tiba hatiku merasa gag enak, entah kenapa, padahal aku gag ada pemikiran buruk, kaya ada peringatan getu, meskipun sms dia itu biasanya membuat orang yang suka gossip (gue bukan tipe penggosip loh, hihihi, buktinya gue selalu tolak rasa ingin tahu yg negatif atau campur urusan orang lain) pengen mau tao lebih lanjut, tapi aku memilih menolak ingin tao lebih lanjut.

Meskipun saat itu aku lagi nonton dvd sendirian tapi aku balas sms bilang kalo aku lagi nonton dvd sama teman-teman. Dia nanya terus kapan free sampai 3 kali, aku sms lagi bilang aku benar-benar gag free saat itu dan nanya apa ada masalah di kerjaan. Lama-lama sms-nya makin aneh pakai kata-kata mau curhat trus "I really mean you" lah dan "personally you" ketika aku sms balik bilang kalo dia mau curhat sebaiknya ke teman sekerja cowok yang lain yang akrab dengan dia. Akhirnya lama-lama dia jengkel dan sms balik bilang kalo dia mau curhat tapi gag ada orang yang mau tao personal problem dia. Abis itu aku gag balas sms lagi dan milih lanjutin dvd aja. Di tempat kerjaku pun aku cuek aja dan bersikap biasa-biasa ke dia.

Si pendeta Hengki bilang saat di khotbah, gimana sikapmu kalo ada orang yang tiba-tiba menghampiri kamu dan bilang, "Eh, aku mau ngomong sama kamu." trus tiba-tiba si orang bilang, "Eh, gag jadi deh." otomatis orang-yang-pengen-tao-urusan-orang pasti bakal ngejar-ngejar orang tersebut dan mendesak-desak, "Ada apa seh? Bilang aja." ataupun, "Ngomong aja deh, aku gag bakal kasi tao orang lain."

Juga kalo ada orang yang deketin kamu dan bilang kalo ada si A yang begini begitu dan sikapnya begini begitu ke si B tapi gini gitu ke C, dsb topik begini pastilah menarik buat dibicarakan bagi orang penggosip yang gag menjaga hatinya. Hal ini bisa berakibat buruk ke hubungan kamu dengan A, B maupun C, juga ke orang yang kamu berbagi gosip karena kamu jadi menilai dia tipe penggosip yang mungkin bicarakan kamu dibelakangmu.

Soal kenapa aku gag doyan gossip, karena aku paling gag suka orang membicarakan diriku, jadi aku treat orang lain hal yang sama. Aku gag membicarakan orang lain karena aku gag mau orang lain membicarakan aku juga. Nyokap pernah tao soal kelemahanku ini, aku suka marah kalo ada orang bicara2 yang gag benar soal diriku. Nyokap pernah bilang, mau orang bilang kamu hijau, merah atau kuning (lampu lalu lintas maksudnya, in case ada yg nanya hihihi), kamu itu tetap kamu. Artinya mau orang gosipin kamu apapun, kamu yang tahu tentang dirimu sendiri (isi hatimu) dan tetap jadilah dirimu sendiri (nyokap percaya sama gue). Jadi aku pun pernah punya prinsip yang sama pas ada yang deketin aku dan gosipin orang lain ke aku. Aku bilang ke si penggosip, "Aku cuma mau melihat si A dari kacamataku sendiri, aku gag mau melihat si A dari kacamatamu maupun kacamata orang lain."Artinya aku ada mata sendiri buat melihat, aku gag perlu mata orang lain buat melihat kejelekan si A getu loh.

Karena itu aku terbilang cenderung mendekati dengan orang-orang baru daripada berkelompok terus, tapi bukan berarti aku melupakan teman-teman lama ataupun gag dekat ke mereka. Mending aku bergaul akrab dengan orang manapun tanpa membeda-bedakan meskipun orang itu orang baru daripada mendengar dari orang lain bagaimana si A itu bersikap atau tingkah launya. Mending aku sendiri yang melihat dan mendengar daripada dengerin penilaian dari orang lain.


Ini ada ayat buat orang yang suka mellow:

Pengkhotbah 11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Gue sebenarnya juga tipe mellow tapi gue ga tahan buat mellow mode on buat waktu yang lama, seperti bokap gue yg mellow juga, gue suka sedih terhadap hal-hal tertentu tapi seperti nyokap, gue cepat bangun dari kesedihan atau sikap mellow karena nyokap adalah orang yang tegar dan sikap ini secara gag langsung tertanam di gue. Ada saat nyokap sedih banget dan nangis pas sakit waktu itu tapi doi cepat-cepat menghapus air mata dan bobo ataupun berdoa. Alhasil gue jadi gag suka sedih lama-lama meskipun itu adalah akibat hal sepele kaya efek dari nonton drama. Iya gag Zsa? Gue cepet-cepet hapus air mata sebelon lampu bioskop nyala lage hihihi...
 
posted by Lilia at 9:45 pm | Permalink |


2 Comments:


At Sunday, December 03, 2006 5:24:00 pm, Blogger Yenny Lesly

Li. Mellow itu ada 2 alasan, pertama karena banyak masalah hidup, kedua karena emang dah karakter. Jadi kalo dah karakter mellow keik gw ya dah susah...hehehehe...

Tapi jgn underestimate orang mellow loh, coz biasanya org mellow itu orang yang peka, punya empati yang gede en penyayang....qiqiqi....

 

At Saturday, December 09, 2006 6:30:00 pm, Anonymous Anonymous

ayat2nya bagus =)