Wednesday, November 22, 2006
No Worries, Mate
Ngebaca postingan si Ling soal worries jadi pikiran terkenang ke masa-masa pertama kali mandiri alias kerja dan hidup tanpa support dari ortu lagi sampai akhir taon 2006 ini. Yes, time flies so fast, tao-tao sudah akhir tahun 2006 dan bentar lagi sudah tahun 2007. Banyak kejadian yang aku bilang unfair selama 4 tahun belakangan ini.

Why is life so unfair? Why did everything was bad then? Mulai dari masalah bokap yang sakit trus nyokap sakit, stress kerjaan, butuh uang yang ngga sedikit buat ini-itu dan tabungan yang terkuras habis buat semua kebutuhan sampai-sampai ngga ada tabungan buat masa depan. Banyak hal yang bisa dikeluhkan, diaduin, disesali dan disalahkan. Banyak orang yang bisa disalahkan seperti adik-adik bokap ataupun sodara-sodara nyokap yang selalu minta uang tanpa pernah mengembalikannya.

However, so far yang muncul dari diri gue malah (kata teman-teman loh) kelihatan happy go lucky, keliatan ga punya beban masalah, keliatan ga ada hal-hal yang memberati, kelihatan lucky enough, kelihatan punya teman-teman yang baik-baik dan kelihatan selalu jujur.

Am I honest enough if I hide my own problems? Why should I share my problems with other people? I mean, isn't it that enough kalo aku share cuman dengan 2-3 orang saja yang dekat dengan aku selama ini?

I'm not a happy go lucky girl, I'm not always happy, I would crying sometimes when I'm alone and thinking of those problems.

Last Sunday, in the cell group, I shared it. Dalam topik soal trauma yang menghantam keluarga atau diri sendiri dan bagaimana Word ataupun God masi berfungsi di dalamnya. Aku bilang ke teman-teman yang satu cell kalo sebenarnya aku bukan orang yang selalu kelihatannya seperti ga punya problems. Yes, I do have my own problems. However, sampai saat ini aku dan keluarga aku ga pernah kekurangan. Aku dan kakak serta adikku semua selalu bisa makan, masih bisa kerja, masi punya badan yang sehat and the list goes on. It seem that God really take care our family. Yes, I did make a promise with God just before God gave me hint that I should stay in Australia. It's a simple agreement, that He would take care of my family.
Again, back to year 1999, the list goes on again dengan selamatnya bokap dan nyokap dari car crash secara miraculously just 9 months after the agreement. Juga bagaimana God take care nyokap waktu dia sakit, operasi dan harus menjalani chemotherapies. Juga ternyata God masih take care of our family meskipun kita terlibat hutang-hutang buat pengobatan2.

How? Ternyata jauh sebelon peristiwa hutang itu, God sudah kasi keluarga kita kesempatan beli rumah murah sekali dan hasil kontrak rumah itu bisa buat bayar hutang-hutang yang menggunung. Sedikit demi sedikit semuanya mulai terbayar. Ternyata ada saja yang akhirnya menyewa rumah itu dan selalu ga kosong sampai saat ini walaupun rumah di kiri-kanan sudah pada menurunkan harga sewanya, toh masih ada yang mau menyewa rumah itu dengan harga market meskipun urusannya membulet pertamanya karena penyewa minta harga diturunkan. Hopefully, setelah semua masalah hutang selesai, kita bisa ketawa-ketawa lebar lagi. Selama ini aku, kokoku dan adikku selalu berusaha berkomunikasi lewat messenger dan selalu berusaha saling support satu sama lain, bikin topik yang kadang OOT atau kadang share file atau foto yang lucu-lucu. Meskipun adik dan koko terpisah benua dan jarak yang lumayan jauh, toh kita selalu ada waktu buat chat. Kalo waktu di aku sudah malam jadi aku ada kesempatan mejeng di depan komputer, di waktu di Kokoku sudah sore jadi bisa mejeng di messenger setelah kerja seharian dan di waktu adikku sudah pagi jadi begitu bangun tidur dia bisa mejeng sebentar di messenger dan chatting.

So, do you know that by sharing your own experience, you eyes would be opened and you'll be thankfully to know that God really take care of you? Yes, after sharing with my cell members, I feel thankfully to God. I realise that from the very start, He already take care of our family. He already gave us the problem solver even before the problems hit us.
I was like that squirrel (bajing) yang di foto kiri atas sebelonnya, sebelon keluar dari kaleng dan membuka mata serta menyadari bahwa sebenarnya masalah itu bisa dipecahkan dan dihadapi sedikit demi sedikit, meskipun masalah itu berat. Dan ini masalah juga bukti bagi kita sekeluarga bahwa kita bisa pecahin masalah bersama tanpa terpecah-pecah, kita bisa terus bersatu dan tetap akur alias rukun-rukun saja. Semoga kerukunan kami sekeluarga tetap berlangsung terus, thanks God.
 
posted by Lilia at 1:45 pm | Permalink |


8 Comments:


At Wednesday, November 22, 2006 2:56:00 pm, Blogger Yossy and Ling

God is good yak. cuman emang kadang qta lupa artinya bsyukur. tp aku uda amat sangat bsyukur sekali koq dikasi keluarga yg bae, kerjaan yg bagus, kesehatan yg joss, temen2 yg bae, bloggers yg bikin idup aku lebi bwarna, fasilitas yg ok, de el el. cuman kadang kl bisa,otak rasanya mo aku taro:p

 

At Thursday, November 23, 2006 11:35:00 am, Anonymous Anonymous

tidak ada perkara yang besar buat Tuhan
Tidak ada perkara yang berat buat Tuhan
Tidak ada perkara yang tidak bisa diselesaikan jika kita minta PadaNya:)

 

At Friday, November 24, 2006 12:11:00 pm, Blogger Yenny Lesly

Puji Tuhan, kamu & fam bisa melalui semua badai itu ya, Li. Tuhan itu memang Luar biasa, hanya di dalamNYa kita bisa melewati semua masalah hidup. Hugsssssssss...

 

At Friday, November 24, 2006 1:11:00 pm, Blogger Amey

Abis itu gue yakin kalian akan le bi kuat lagi dalam menghadapi cobaan hidup

 

At Friday, November 24, 2006 10:18:00 pm, Blogger escoret

sukur deh selamat..!!!

 

At Friday, November 24, 2006 10:22:00 pm, Blogger escoret

sukur deh selamat..!!!

 

At Saturday, November 25, 2006 3:12:00 am, Blogger 13vyl

*hugz*

sharing to people who are trustworthy is always good =))

hatiku hangat baca kalian melewatinya dengan family unity, now, tat takes a lot of effort too from each of the family members =))

 

At Tuesday, December 05, 2006 5:30:00 pm, Blogger Zsa Zsa

puji tuhan, kamu n keluarga bisa nglewatin masa2 itu yah, li.