HP aku hilang hari minggu yang lalu.........selama hampir 2 jam, hahahahaha. Beneran neh. Ceritanya gini, setelah dari gereja karena buru-buru dan dicegat orang gereja terus, aku jadi ngga cepat-cepat keluar padahal temanku sudah nunggu di mobil diluar dan sudah SMS dan call aku.
Jadilah aku kebat-kebit ngomong sama orang satu lalu disusul orang lain soal cell group dan bahan diskusi dari pendeta buat cell yang akan datang. Eh ternyata si pendeta dicegat orang lain pula dan akibatnya saya jadi kebat-kebit sementara si teman dah call nanya gue dimana koq ngga keluar segera. Jadilah si HP masih aku genggam sementara aku lari-lari keluar setelah selesai urusan dengan si pendeta. Begitu masuk mobil, aku kantongin si HP di kantong jaket jeans aku dan buru-buru pasang seat belt. Si teman kemudian memutuskan buat parkir didalam parkiran gedung pertemuan karena doi mau beli tissue yang murah di dekat tempat tinggal aku sekalian sama nge-drop aku.
Setelah ke toko sana-sini barulah kita berdua kembali ke mobil dan kemudian berpisah. Aku ke rumah dulu taro barang-barang lalu cabut. Aku memutuskan untuk pergi ke city membeli HD karena HD komputerku terlalu kecil.
Saat di stasiun aku baru menyadari kalo HP aku ngga berada di saku maupun dalam tas, jadi aku balik ke rumah periksa sana sini dan tiba-tiba ada kepanikan melanda. Secara ngga sadar aku berseru, "Masak sih Tuhan, koq aku bisa ceroboh gitu, HP aku kemana yah." At that moment I felt calm down suddenly seolah-olah aku tahu pasti bahwa HP aku bakal kembali lagi.
Tapi aku ngga mau diam saja jadi aku mulai mencari tahu dimana HP itu hilang persisnya, karena telpon rumah ngga bisa buat call HP aku (nada sibuk terus yang aku dengar), jadi aku menelpon Rina karena semua nomer-nomer temanku ada di HP yang hilang itu dan aku ngga pernah bikin phone book. Rina membantuin aku menelpon temanku yang tadi drop aku dan temanku itu menelpon ke HP aku.
Ternyata ada orang yang nama baratnya Victor tapi nama belakangnya kaya Tuyib atau semacamnya yang menerima call dan bilang dia menemukan itu HP dan minta aku yang pemiliknya call dia. Dia kasi alamat rumahnya tapi karena ngga jelas logatnya jadi dikira yang disebut-sebut itu William Street. Aku kesana tapi orang yang tinggal disitu bilang engga ada nomer sekian di daerah situ, nomer disitu cuma sampai 38 saja. Jadi panik aku karena aku pikir aku dibohongin, langsung balik rumah dan telpon provider, minta nomer aku di blok supaya ga bisa nelpon keluar karena HP aku itu yang bayarnya monthly alias unlimited spending gitu.
Si teman yang tadi drop aku itupun ke rumahku dan jemput aku, lalu kita call nomer HP aku lagi dan tanya dimana persisnya rumahnya. Katanya dari jalan aku ke Gloucester trus belok kanan itu dah jalan rumah dia. Kita pusing karena logat penelpon yang aneh ini. Ada suara2 perempuan dan yang menelpon ini laki2.
Sewaktu tanya arah, tiba2 si penelpon tanya jenis mobil kita mobil apa. Temanku otomatis memberitahu merek mobil dan warnanya. Otomatis di pikiran gue muncul pikiran jangan-jangan mo dirampok mobil ini, jadi aku wanti-wanti temanku kalo kita kunci pintu dan tutup jendela. Kalo ada apa-apa suru dia kabur duluan. Karena ngga bawa map waktu itu kitapun bingung mana tuh Gloucester eh ternyata satu blok di belakang kita, untung temanku muternya ke arah yang benar. Setelah itu kita nyasar kesana-sini sampai aku memutuskan mengebel rumah dan bertanya pada penghuninya. Tentu saja dengan perasaan was-was kalo kalo si penghuni ternyata paranoid juga hihihi... ternyata engga, dia mencari-cari map dan memberi tahu arah ke Villi... Karena gue bilang yang mirip2 willi2 getu.
Kita berputar2 kembali sampai akhirnya teman saya memutuskan memutar balik eh ternyata mata dia melihat papan nama jalan yang sudah tinggal 1/3 alias dah putus dengan awalan Villi...
Singkat cerita aku ketemu rumah nomer 40 dan mengetuknya. Lama ngga ada yang menjawab, aku mencoba call HP aku ternyata dah mati, emang baterainya sudah hampir habis saat itu. Dari bau rumahnya kelihatannya penghuninya India dan benarlah setelah mengetuk dan menunggu sekitar 3 menitan, keluarlah seorang wanita yang memanggil ayahnya dan si ayah memberikan HP yang ditemukannya ke aku, dia juga nanyain sekali lagi mobilnya mana, jadi aku menunjuk ke mobil temanku setelah yakin kita benar aman. Ternyata pak India tua itu menemukan si HP di dekat mobil temanku itu, alias HP-nya jatuh pas aku keluar dari mobil dan dia mau memastikan bahwa akulah pemilik sebenarnya. Setelah berterimakasih berkali-kali aku pulang dan dalam perjalanan temanku nanya kenapa ga kasi uang ke pak tua itu, aku bilang saking paniknya, aku tinggal tas dan dompet di mobil, kuatir dirampok. Ternyata HP aku ditemukan orang yang baik dan berniat mengembalikannya. I'll send him a Thank You card and maybe some baklava later.
Jadilah aku kebat-kebit ngomong sama orang satu lalu disusul orang lain soal cell group dan bahan diskusi dari pendeta buat cell yang akan datang. Eh ternyata si pendeta dicegat orang lain pula dan akibatnya saya jadi kebat-kebit sementara si teman dah call nanya gue dimana koq ngga keluar segera. Jadilah si HP masih aku genggam sementara aku lari-lari keluar setelah selesai urusan dengan si pendeta. Begitu masuk mobil, aku kantongin si HP di kantong jaket jeans aku dan buru-buru pasang seat belt. Si teman kemudian memutuskan buat parkir didalam parkiran gedung pertemuan karena doi mau beli tissue yang murah di dekat tempat tinggal aku sekalian sama nge-drop aku.
Setelah ke toko sana-sini barulah kita berdua kembali ke mobil dan kemudian berpisah. Aku ke rumah dulu taro barang-barang lalu cabut. Aku memutuskan untuk pergi ke city membeli HD karena HD komputerku terlalu kecil.
Saat di stasiun aku baru menyadari kalo HP aku ngga berada di saku maupun dalam tas, jadi aku balik ke rumah periksa sana sini dan tiba-tiba ada kepanikan melanda. Secara ngga sadar aku berseru, "Masak sih Tuhan, koq aku bisa ceroboh gitu, HP aku kemana yah." At that moment I felt calm down suddenly seolah-olah aku tahu pasti bahwa HP aku bakal kembali lagi.
Tapi aku ngga mau diam saja jadi aku mulai mencari tahu dimana HP itu hilang persisnya, karena telpon rumah ngga bisa buat call HP aku (nada sibuk terus yang aku dengar), jadi aku menelpon Rina karena semua nomer-nomer temanku ada di HP yang hilang itu dan aku ngga pernah bikin phone book. Rina membantuin aku menelpon temanku yang tadi drop aku dan temanku itu menelpon ke HP aku.
Ternyata ada orang yang nama baratnya Victor tapi nama belakangnya kaya Tuyib atau semacamnya yang menerima call dan bilang dia menemukan itu HP dan minta aku yang pemiliknya call dia. Dia kasi alamat rumahnya tapi karena ngga jelas logatnya jadi dikira yang disebut-sebut itu William Street. Aku kesana tapi orang yang tinggal disitu bilang engga ada nomer sekian di daerah situ, nomer disitu cuma sampai 38 saja. Jadi panik aku karena aku pikir aku dibohongin, langsung balik rumah dan telpon provider, minta nomer aku di blok supaya ga bisa nelpon keluar karena HP aku itu yang bayarnya monthly alias unlimited spending gitu.
Si teman yang tadi drop aku itupun ke rumahku dan jemput aku, lalu kita call nomer HP aku lagi dan tanya dimana persisnya rumahnya. Katanya dari jalan aku ke Gloucester trus belok kanan itu dah jalan rumah dia. Kita pusing karena logat penelpon yang aneh ini. Ada suara2 perempuan dan yang menelpon ini laki2.
Sewaktu tanya arah, tiba2 si penelpon tanya jenis mobil kita mobil apa. Temanku otomatis memberitahu merek mobil dan warnanya. Otomatis di pikiran gue muncul pikiran jangan-jangan mo dirampok mobil ini, jadi aku wanti-wanti temanku kalo kita kunci pintu dan tutup jendela. Kalo ada apa-apa suru dia kabur duluan. Karena ngga bawa map waktu itu kitapun bingung mana tuh Gloucester eh ternyata satu blok di belakang kita, untung temanku muternya ke arah yang benar. Setelah itu kita nyasar kesana-sini sampai aku memutuskan mengebel rumah dan bertanya pada penghuninya. Tentu saja dengan perasaan was-was kalo kalo si penghuni ternyata paranoid juga hihihi... ternyata engga, dia mencari-cari map dan memberi tahu arah ke Villi... Karena gue bilang yang mirip2 willi2 getu.
Kita berputar2 kembali sampai akhirnya teman saya memutuskan memutar balik eh ternyata mata dia melihat papan nama jalan yang sudah tinggal 1/3 alias dah putus dengan awalan Villi...
Singkat cerita aku ketemu rumah nomer 40 dan mengetuknya. Lama ngga ada yang menjawab, aku mencoba call HP aku ternyata dah mati, emang baterainya sudah hampir habis saat itu. Dari bau rumahnya kelihatannya penghuninya India dan benarlah setelah mengetuk dan menunggu sekitar 3 menitan, keluarlah seorang wanita yang memanggil ayahnya dan si ayah memberikan HP yang ditemukannya ke aku, dia juga nanyain sekali lagi mobilnya mana, jadi aku menunjuk ke mobil temanku setelah yakin kita benar aman. Ternyata pak India tua itu menemukan si HP di dekat mobil temanku itu, alias HP-nya jatuh pas aku keluar dari mobil dan dia mau memastikan bahwa akulah pemilik sebenarnya. Setelah berterimakasih berkali-kali aku pulang dan dalam perjalanan temanku nanya kenapa ga kasi uang ke pak tua itu, aku bilang saking paniknya, aku tinggal tas dan dompet di mobil, kuatir dirampok. Ternyata HP aku ditemukan orang yang baik dan berniat mengembalikannya. I'll send him a Thank You card and maybe some baklava later.
oalah nduk nduk .. puji tuhan ketemu yah. emang baek banget tuh bapak. kalo sempet lu kerumah doi lagi sekalian nge-drop pastries or cakes gitu. kalo hape gw ilang, gw bisa nangis2 melok pilar seminggu tuh :p