Ada yang mengenali nama Sophie Delezio? She just got a certificate that stated her name as "Brave of the Bravest" award. Dia menangkap hati (baca: menarik simpati) orang-orang Australia ketika fotonya dan kisahnya masuk televisi karena senyumnya yang ngga pernah lepas dari wajahnya baik ketika dia berjalan pertama kalinya dengan dua kaki palsu (prothesis) sejak kecelakaan tragis yang menimpa dirinya.
Dua tahun yang lalu Sophie Delezio dan temannya Molly Wood terjebak di bawah mobil yang terbakar yang menabrak masuk ke dalam childcare centre ketika mereka berdua sedang tidur siang bersama anak2 lainnya. Molly Wood mengalami luka barak 40% dari seluruh badannya. Molly dioperasi 18 kali karena luka bakarnya dan di rawat di ruang intensif selama dua bulan.
Nasib Sophie lebih tragis, mengalami luka bakar sampai 85% dari seluruh badannya, kehilangan beberapa jari2nya, kehilangan satu telinga, separuh rambutnya&kulit kepalanya terbakar dan kehilangan kedua kakinya (diamputasi karena parahnya luka).
Foto Sophie di sebelah kiri atas didapat dari
http://news.com.au dan atas nama Marc McCormack.
Siapapun yang melihat atau mendengar nasib Sophie pasti trenyuh melihat nasib anak berumur 3 tahun yang mengalami tragedi seperti itu, namun Sophie seakan2 tidak mengenal menyerah dan selalu tersenyum, mulai dari orang tuanya yang diberi pilihan untuk mematikan 'life support system' yang menyokong Sophie saat itu (orang tuanya menolak), senyumnya ketika dia mencoba berjalan pertama kali dengan memakai dua kaki palsu dan lambaian2 serta senyumnya ketika keluar dari rumah sakit pertama kalinya. Kakak laki2nya yang saat itu menemani Sophie di rumah sakit dan ketika berjalan keluar dari rumah sakit pertama kalinya, sempat menggenggam tangan Sophie terus-menerus seakan2 hendak menguatkan hati Sophie dalam menghadapi orang2 yang menunggu di luar rumah sakit untuk melihat Sophie.
Kecelakaan yang menimpa Sophie terjadi 2 tahun yang lalu. Baru 6 bulan yang lalu Sophie bisa kembali ke rumah keluarganya dan mulai hidup normal di tengah2 kakak lelakinya dan kedua orang tuanya. Sebuah majalah Australia memuat cerita kehidupan Sophie setelah kembali ke keluarganya, dalam artikelnya dikatakan kalo mamanya Sophie sempat menyaksikan Sophie memandang heran kepadanya karena dia tidak mengerti mengapa dia engga bisa melompat2 diatas ranjang seperti yang dilakukan oleh kakaknya (karena kedua kakinya sudah tidak ada dan prothesisnya tidak dirancang buat bermain seperti melompat2). Baru pula bulan January yang lalu Sophie mulai masuk sekolah. Baru tanggal 24 April yang lalu dia berulang tahun ke-5.
Namun hari Jumat yang lalu pula lagi-lagi Sophie terkena musibah. Selagi berada di dalam kereta dorong anak bersama pengasuhnya, dia tertabrak mobil ketika melintasi tempat penyebrangan jalan bersama pengasuhnya. Pengasuhnya selamat tapi Sophie sempat terseret sejauh 18 meter oleh mobil yang berkecepatan 60 km dan melintasi tempat penyebrangan tanpa berhenti. Sophie mengalami patah tulang bahu, patah tulang rahang, patah tulang2 iganya dan salah satu paru2nya terluka karen tertusuk tulang2 iga yang patah tersebut plus luka2 goresan di kepalanya karena terseret itu. Pengemudi yang menabrak Sophie 2 tahun yang lalu berusia 69 tahun dan pengemudi yang menabrak dia Jumat yang lalu berusia 81 tahun. Penemudi yang kedua ini ternyata tidak berhenti meskipun dia melihat ada 2 mobil berhenti di dekat tempat penyebrangan.
Ayahnya Sophie, Ron Delezio sempat terkejut mendengar berita kecelakaan Sophie Jumat yang lalu dan berucap, "Berapa banyak musibah yang bisa dialami seseorang dalam hidupnya yang cuma sekali ini?"
Saat ini Sophie harus berada dalam ruang intensif selama 3 minggu dalam keadaan bernapas dengan mesin ventilator dan dibius karena menunggu tulang2 iganya mulai sembuh. Setelahj tulang iganya sembuh barulah dia bisa disadarkan karena dengan tulang2 iga seperti itu dia akan kesakitan kalo bernapas. Banyak orang2 yang meninggalkan pesan, sertifikat keberanian, lilin2, bunga2 dan pernyataan simpati di website dan rumah sakit dimana Sophie dirawat.
Ayahnya berterimakasih atas perhatian publik atas anaknya sekaligus mengingatkan bahwa ada anak2 lain yang membutuhkan perhatian juga. Ron menyarankan para simpatisan agar menumbang ke
http://www.dayofdifference.org.au/ untuk membantu anak2 lain yang butuh alat2, dana, dan perhatian berupa barang2.
Saya melihat sang ayah, Ron Delezio, dengan matanya yang setengah sayu dan kantung matanya bengkak karena kelihatannya habis menangis semalaman di TV pada hari sabtu pagi harinya. Kelihatan tabah, dia berujar kali kali ini dia merasa harus 'keep your chin up and walk straight' dan mamanya Sophie 'try to process the information' ketika mereka tiba di rumah sakit setelah dikabarkan Sophie kecelakaan dan dibawa ke sana. Yah, ketika tragedi terjadi, keluarganya bisa jatuh, shock ataupun meratap. Bisa pula tetap tegak berdiri meskipun hati terasa hancur dan mencoba mencerna informasi tentang keadaan orang yang disayangi, bisa pula malah menabahkan hati anggota keluarga yang lain. Bisa pula duduk di sebelah orang yang disayanginya itu dan menggenggam tangan seolah2 ingin menyatakan kalo dirinya ada disebelahnya terus.
Ketabahan seorang Ron Delezio adalah ketabahan yang luar biasa, katanya dia belajar dari Sophie yang selalu tersenyum dan melambai meskipun Sophie tidak mengerti apa yang sedang dialaminya. Walaupun mengalami tragedi dua kali, muka Sophie tetap utuh dan senyumnya tetap manis, seolah2 Tuhan ingin menyatakan bahwa Dia melindungi Sophie dan lewat Sophie-lah Tuhan ingin menunjukkan kekuatan yang luar biasa yang bisa dimiliki seorang manusia.
cerita nyatanya sedihh sekale...ampir aja mo nangiss...GOD will protect Sophie...anak kecil emang hadiah Tuhan buat dunia ini, dalam keadaaan apapun tetap tersenyum bahagia....
yuliana
http://sinarta.com